Minggu, 19 Juni 2011

VIDEO PROFIL MENWA INDONESIA


Apa itu Menwa.....?

PENGERTIAN
Pengertian Menwa adalah sebagai wadah, yang merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya bela negara yang disusun, diorganisasikan, dan dibentuk secara kewilayahan pada setiap propinsi Daerah Tingkat I, dan sebagai Satuan Resimen Mahasiswa (Satmenwa) di Perguruan Tinggi.
Sebagai perorangan, yang merupakan anggota Menwa yang telah mengikuti latihan dasar Menwa.
Sebagai satuan, yang merupakan kesatuan Menwa yang ada di Perguruan Tinggi. Yang anggotanya terdiri atas mahasiswa yang telah mengikuti latihan dasar Menwa.
TUJUAN
Tujuan Resimen Mahasiswa (Menwa) adalah: Sebagai wadah penyalur potensi Mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara. Mempersiapkan Mahasiswa Unnes yang memiliki sikap disiplin, pengetahuan, kekuatan mental dan fisik agar mampu melaksanakan tugas bela negara. Mempersiapkan Mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam rangka Sishankamrata
KEDUDUKAN FUNGSI DAN TUGAS POKOK
Kedudukan
Menwa sebagai salah satu unsur pelaksana bela negara pada setiap propinsi Daerah tingkat I, yang dipimpin Komandan Resimen Mahsiswa (Danmenwa).
Satmenwa sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa diperguruan tinggi dipimpin oleh seorang Komandan Satuan Resimen Mahasiswa (Dansat Menwa).

Fungsi
Bersama dengan mahasiswa lain membantu terwujudnya kehidupan kampus yang tenteram dan tertib.
Membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dan program Perguruan Tinggi dan program kemahasiswaan yang lainnya.
Membantu menumbuhkan dan meningkatkan sikap bela negara kepada masyarakat.
Membantu terwujudnya penyelenggaraan fungsi Linmas (perlindungan masyarakat) di Perguruan Tinggi.
Membantu Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan fungsi Tibum.
Membantu menanggulangi bencana dikampus/ masyarakat.

Tugas Pokok
Merencanakan, mempersiapkan, dan menyusun seluruh potensi mahasiswa dalam memantapkan ketahananan nasional dengan melaksanakan usaha dan atau/kegiatan ratih (rakyat terlatih).

Siapakah Pendiri Resimen Mahasiswa?

Sebagaimana eksistensi Menwa yang seiring dengan proses perjuangan kebangsaan, yang dimaksud dengan Pendiri MENWA adalah sebagaimana periodisasi sebagai berikut.
1. Masa Perjuangan Kemerdekaan (era TP/TRIP/CM) adalah Kepala Staf Angkatan Perang (KASAP) RI, Jenderal T.B. Simatupang di tahun 1946, tentang pembentukan Brigade XVII yang terdiri atas kesatuan Tentara Pelajar (TP), Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), Tentara Genie Pelajar (TGP) dan Corps Mahasiswa (CM) dengan para tokoh pimpinannya seperti Mas Isman, Prof. DR. Mahar Mardjono, Chaerul Saleh, Koento Wijoyo, Prof. DR. Erie Sadewo, Prof. Dr. Satrio, Prof. Dr. Sri Soemantri Martosuwignyo, SH., Lafran Pane, Sutan Takdir Alisyahbana, Prof. DR. Daoed Joesoef, Prof. DR. Ir. Rooseno, dan masih banyak yang lainnya.
2. Masa Perjuangan DWIKORA-TRIKORA dengan nama WALAWA adalah Kepala Staf Angkatan Bersenjata (KASAB) RI, Jenderal Besar A.H. Nasution ditahun 1961 dengan radiogram No.1 ke setiap Kodam untuk pembentukan dan pelatihan Wajib Latih Mahasiswa (WALAWA) di setiap Perguruan Tinggi di wilayah masing-masing.
3. Masa Pemerintahan Orde Baru dengan nama MENWA adalah Mendikbud RI, Prof. DR. Daoed Joesoef dan PANGAB, Jenderal M. Joesoef di tahun 1978 (seiring terbitnya SKB tiga Menteri tentang Pembinaan Resimen Mahasiswa
4. Masa pemerintahan saat ini, dengan nama Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia (KONAS MENWA Indonesia) didirikan oleh Para Pimpinan Menwa Tingkat Propinsi dan Tingkat Perguruan Tinggi seluruh Indonesia dalam RAKOMNAS MENWA Indonesia pada 24-26 Juli 2006 di Jakarta

Pangdam V: Menwa Bagia n dari Sistem Pe rtahanan Negara



Pengirim: Pendam Brawijaya - detikSurabaya

Surabaya - Walaupun organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa) saat ini semakin menyempit, namun keberadaannya masih sangat dibutuhkan oleh oragnisasi yang lebih besar dalam penerapan sistem pertahanan negara.

Hal ini dikatakan Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Soewarno, ketika membuka Pendidikan Dasar Menwa angkatan ke-62 dan Suskalak angkatan ke-26 Tahun 2010, di Dodik Bela Negara Rindam V/Brawijaya Malang, Senin (8/2/2010).

Orang nomor satu di jajaran Kodam V/Brawijaya ini merasa bangga, karena di tengah-tengah situasi politik yang penuh dengan konflik kepentingan dan tidak lagi memprioritaskan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, masih ada sebagian mahasiswa yang secara sadar dan sukarela mau mengikuti Pendidikan Dasar Menwa dan Suskalak, yang berarti masih memiliki kesadaran atas tanggung jawabnya sebagai warga negara dalam mencintai tanah air dan bangsanya.

Selanjutnya mantan Komandan Paspampres ini menambahkan, sejak terjadinya reformasi beberapa tahun yang lalu sampai dengan sekarang, mayoritas generasi muda pada umumnya lebih mudah disetir pada kegiatan yang bernuansa politik.

Mereka mudah dipengaruhi dan dibelokkan haluannya hanya untuk membela kepentingan perorangan maupun kelompok tertentu dengan melakukan tindakan destruktif dan anarkis, walau dengan imbalan ala kadarnya. Seperti halnya yang terjadi di Sumatera Utara baru-baru ini membuat kita semua prihatin dan tidak seharusnya terjadi.

Pria kelahiran Purworejo 3 Mei 1955 ini juga memberikan apresiasi dan rasa terima kasih yang besar kepada pimpinan perguruan tinggi dan segenap Mahasiswa yang saat ini datang ke lembaga pendidikan Dasar dan Suskalak atas permintaan sendiri, juga ada yang dibiayai perguruan tinggi masing-masing, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam kondisi seperti ini masih ada animo dan semangat dari generasi muda dalam membela NKRI.

Organisasi Menwa merupakan salah satu wadah penyaluran potensi Mahasiswa dalam rangka bela negara melalui kegiatan olah keprajuritan. Anggota Menwa pada hakekatnya sama dengan mahasiswa yang lain, akan tetapi mereka mempunyai kelebihan tertentu dalam sikap, disiplin dan komitmennya terhadap tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI.

Sedangkan kegiatan pendidikan tersebut bertujuan untuk membentuk fisik, sikap dan mental setiap calon Menwa, serta memberi ketrampilan dasar olah keprajuritan, untuk mendukung tugas pengabdian kepada bangsa dan negara.

Diharapkan setelah menerima semua materi dari pendidikan, Menwa nantinya memiliki rasa kebanggaan yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya, semangat pantang menyerah, dan cinta terhadap tanah airnya. Memiliki pemahaman tentang wawasan kebangsaan dan bela negara, sehingga dapat menerapkan apa yang menjadi hak maupun kewajiban selaku warga negara.

PROFIL MENWA


menwa stain pekalongan
Resimen Mahasiwa (MENWA) adalah: Sebagai wadah, yang merupakan sarana pengembangan diri Mahasiwa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya Bela Negara yang disusun, diorganisasikan, dan dibentuk secara kewilayahan pada setiap propinsi Daerah Tingkat I, dan sebagai Satuan Resimen Mahasiwa (SatMenwa) di Perguruan Tinggi yang anggotanya terdiri atas Mahasiwa umum dan Mahasiswa yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Resimen Mahasiwa.
SEJARAH MENWA
Menwa ada dan berdiri karena sejarah dan tuntutan keadaan, sebagaimana terjadi pada perang kemerdekaan, belajar dan berjuang bagi pemuda kita menjadi ”Way Of Live”. Dimasa pemerintahan orde lama, Bapak Jenderal Besar A.H. Nasution membentuk Resimen Mahasiwa untuk pertama kalinya. Keberadaan Menwa pada masa itu mengemban visi dan tujuan untuk membendung penyebaran paham komunisme dalam kampus. Dengan demikian Menwa berhadapan langsung dengan “ancaman nyata”.
Pada tahun 1959 dengan keputusan panglima III/Siliwangi nomor 40-25/S/1959 diselenggarakan wajib latih bagi Mahasiwa Perguruan Tinggi di Bandung.
Pada tahun 1967 terjadi perubahan pokok pikiran yang menggabungkan 3 bentuk DIKHANKAMNAS menjadi satu bentuk yakni wajib Latih Mahasiwa (Walawa).
Setelah diadakan evaluasi pada tahun 1972, maka Walawa ditingkatkan menjadi pendidikan kewiraan dan Pendidikan perwira cadangan, dengan Keputusan Bersama Tiga Menteri Menhankam/ Pangab, Mendagri dan Mendikbud, nomor : Kep/39/XI/1975, 0246 a/U/1975, 247 Tahun 1975, tentang Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiwa dalam Mengikutsertakan Rakyat dalam pembelaan negara.
Pada hari Rabu tanggal 11 Oktober 2000 SKB tahun 1994 yang menjadi dasar dari Resimen Mahasiwa yang berisi tentang Pembinan dan Penggunaan Resimen Mahasiwa dalam Bela Negara, secara resmi dicabut. Kemudian dikeluarkan SKB yang baru oleh Menhan, Mendiknas dan Mendagri, nomor: KB/14/M/X/2000, 6/U/KB/2000, 39 A Tahun 2000. Tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiwa. Setelah itu Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiwa diserahkan sepenuhnya pada Perguruan Tinggi.
PENDIDIKAN DI MENWA
Pendidikan Berjenjang : (1) Pra Pendidikan dasar (PRADIKSAR), (2) Pendidikan Dasar (DIKSAR), (3) Kursus Kader Pelaksana (SUSKALAK) dan (4) Kursus kader pimpinan (SUSKAPIN)
Perdidikan Tambahan : (1) Pembinaan mental dan Pemantapan (BINTALTAP), (2) Pendidikan Provost (DIKPROV), (3) Kursus Pelatih Angkatan Nasional (SUSPELATNAS), (4) Kursus Dinas Staf (KDS), (5) Pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP), (6) Pelatihan SAR, (7) Pendidikan Fungsi Staff (DIKSISTAF), dll.
KETRAMPILAN YANG DIAJARKAN DI RESIMEN MAHASIWA
Ketrampilan/Ilmu Keprajuritan : (1) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN), (2) Pengetahuan Menwa, (3) Peraturan Penghormatan Menwa (PPM), (4) Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD), (5) Peraturan Baris Berbaris, (7) Tata Upacara Militer (TUM), (8) Gerakan Perorangan, dll.
Ketrampilan Jasmani : (1) Pembinaan Jasmani Menwa (BINJASMEN), (2) Bela Diri Menwa (Tarung Derajat), (3) MOUNTENERING, (4) Senam Senjata, (5) Pembinaan Olah Raga Menwa (BINORMENWA), (6) Latihan berkuda, dll.
Ketrampilan Keorganisasian : (1) Keorganisasian, (2) Kepemimpinan, (3) Administrasi Umum Menwa.
Ketrampilan Khusus : (1) Manajemen Out Bound Training, (2) Latihan Berganda (LATGANDA), (3) Pengetahuan Kamtibmas, (4) Keterampilan khusus yang dimiliki masing-masing anggota.
PRESTASI
Resimen Mahasiwa Satuan 955 telah banyak mengikuti Pertandingan dan perlombaan baik tingkat regional maupun nasional, Juara 1 cross country dalam rangka hari ABRI ke-46
SEMBOYAN DAN MOTTO
Semboyan : “Widya Castrena Dharma Siddha”
Penyempurnaan Kewajiban dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan.
Motto : “Disiplin Nafasku, Kesetiaan Kebanggaanku, Kehormatan Segala-galanya”.